Salafi & Muhammadiyah: Akar Kedekatan yang Mengejutkan

waktu baca 2 menit
Sabtu, 1 Jun 2024 07:43 0 6 Fatimah

Salafi & Muhammadiyah: Akar Kedekatan yang Mengejutkan

Salafi & Muhammadiyah: Akar Kedekatan yang Mengejutkan

Ligaponsel.com – Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah? Sebuah pertanyaan yang menggelitik rasa ingin tahu kita tentang dinamika dua aliran pemikiran dalam Islam di Indonesia. Sebelum kita menjelajah lebih jauh, mari kita pahami dulu definisi masing-masing. “Paham Salafi” merujuk pada pemahaman Islam yang berfokus pada kembali kepada ajaran Islam yang murni seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Sementara “Muhammadiyah” adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang dikenal dengan pendekatannya yang modern dan reformis.

Pertanyaan “Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?” bisa dibilang seperti mencoba memahami mengapa air bisa meresap begitu mudah ke dalam tanah yang kering. Muhammadiyah, dengan prinsip keterbukaannya terhadap berbagai penafsiran, menjadi lahan subur bagi berbagai aliran pemikiran, termasuk paham Salafi. Prinsip “amar ma’ruf nahi munkar” yang dijunjung tinggi Muhammadiyah, mendorong anggotanya untuk aktif dalam berdakwah, menciptakan ruang bagi paham Salafi untuk disebarkan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa “kemudahan masuk” ini bukan berarti Muhammadiyah kehilangan jati dirinya. Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsipnya yang modern dan reformis. Keberagaman penafsiran dalam Muhammadiyah justru menunjukkan semangat inklusivitas dan keterbukaan dalam memaknai Islam.

Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?

Mari kita selami tujuh samudra pemahaman tentang “Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?”. Mengapa? Karena “Mengapa” di sini bertindak sebagai nahkoda, membawa kita menyelami lautan makna di balik fenomena ini.

Pertama: Keterbukaan Muhammadiyah. Kedua: Dakwah yang aktif. Ketiga: Kesamaan nilai. Keempat: Interpretasi teks. Kelima: Dinamika internal. Keenam: Akses informasi. Ketujuh: Fenomena global.

Bayangkan Muhammadiyah sebagai kapal besar dengan layar lebar. Keterbukaannya memungkinkan angin dari berbagai penjuru, termasuk paham Salafi, untuk mengisi layarnya. Aktifitas dakwah menjadi ombak yang mendorong kapal ini. Kesamaan nilai seperti pucuk-pucuk pulau yang ramah, menarik para ‘pelaut’ Salafi untuk berlabuh. Interpretasi teks, dinamika internal, akses informasi, dan fenomena global, laksana arus dan angin laut yang mempengaruhi arah pelayaran kapal ini. Perjalanan “Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?” adalah sebuah pelayaran kompleks yang dibentuk oleh berbagai faktor yang saling terkait.