Antisipasi Kenaikan Suku Bunga: Inflasi AS Menembus Langit!

waktu baca 5 menit
Kamis, 16 Mei 2024 13:10 0 40 Pasha

Antisipasi Kenaikan Suku Bunga: Inflasi AS Menembus Langit!

Antisipasi Kenaikan Suku Bunga: Inflasi AS Menembus Langit!

Ligaponsel.com – Inflasi AS Lebih Tinggi dari Prediksi, Jerome Powell Beri Sinyal Tahan Suku Bunga

Inflasi di Amerika Serikat (AS) pada bulan September 2022 tercatat lebih tinggi dari prediksi, yaitu sebesar 8,2% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan inflasi sebesar 8,1% yoy.

Tingginya inflasi ini memberikan tekanan pada bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), untuk menaikkan suku bunga lebih agresif lagi. Dalam pidatonya pada hari Kamis (13/10), Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun ke target 2%.

Powell mengatakan bahwa The Fed “sangat berkomitmen” untuk menurunkan inflasi dan akan menggunakan “semua alat yang kami miliki” untuk mencapai tujuan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa The Fed “tidak akan ragu-ragu” untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi jika diperlukan.

Pasar keuangan merespons pernyataan Powell dengan negatif. Saham-saham di Wall Street turun tajam, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik. Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang lebih agresif akan memperlambat perekonomian dan berpotensi menyebabkan resesi.

Namun, Powell mengatakan bahwa The Fed yakin bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Ia mengatakan bahwa pasar tenaga kerja masih kuat dan pengeluaran konsumen masih tinggi.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan berikutnya pada bulan November. Kenaikan suku bunga ini akan menjadi yang keempat kalinya secara berturut-turut, dan akan membawa suku bunga acuan The Fed ke kisaran 3,75%-4,00%.

Inflasi AS Lebih Tinggi dari Prediksi, Jerome Powell Beri Sinyal Tahan Suku Bunga

Dampak inflasi dan suku bunga AS jadi sorotan. Enam aspek kunci berikut wajib dipahami:

  • Inflasi tinggi (8,2% yoy)
  • The Fed agresif naikkan suku bunga
  • Pasar khawatir resesi
  • Powell yakin ekonomi AS kuat
  • Kenaikan suku bunga 75 bps diprediksi
  • Suku bunga acuan 3,75%-4,00%

Aspek-aspek ini saling berkaitan. Inflasi tinggi memaksa The Fed menaikkan suku bunga, yang menimbulkan kekhawatiran resesi. Namun, Powell yakin ekonomi AS mampu menahannya. Kenaikan suku bunga diharapkan membawa suku bunga acuan ke 3,75%-4,00%.

Inflasi Tinggi (8,2% yoy)

Duh, inflasi di Amerika Serikat lagi tinggi banget nih, sampai 8,2% per tahun! Kayak naik rollercoaster aja, tapi yang bikin pusing.

Penyebabnya macam-macam. Ada perang di Ukraina yang ganggu pasokan energi dan pangan. Ada juga permintaan yang tinggi karena orang-orang mulai belanja lagi setelah pandemi. Alhasil, harga-harga pada naik semua, dari makanan sampai bensin.

Inflasi tinggi ini bikin pusing pemerintah AS. Soalnya, kalau dibiarin terus, bisa bikin nilai uang jadi turun dan perekonomian kacau. Makanya, bank sentral mereka, The Fed, terpaksa naikkan suku bunga.

The Fed agresif naikkan suku bunga

The Fed, bank sentral Amerika Serikat, nggak tinggal diam liat inflasi yang merajalela. Mereka langsung tancap gas naikkan suku bunga, dan itu pun bukan kenaikan biasa, tapi kenaikan yang agresif.

Kenapa agresif? Soalnya The Fed khawatir kalau inflasi dibiarin liar, bisa bikin perekonomian AS ambruk. Makanya, mereka harus gerak cepat menjinakkan inflasi ini sebelum makin parah.

Tapi, menaikkan suku bunga itu bukan tanpa risiko. Soalnya, bisa bikin ekonomi melambat, bahkan bisa memicu resesi. Tapi, The Fed yakin bahwa mereka bisa melakukan “soft landing”, yaitu menurunkan inflasi tanpa bikin ekonomi jatuh ke jurang resesi.

Pasar khawatir resesi

Langkah The Fed yang agresif menaikkan suku bunga bikin pasar khawatir. Soalnya, kalau suku bunga naik terlalu tinggi, bisa bikin ekonomi melambat, bahkan bisa memicu resesi. Resesi itu kayak kamu lagi sakit, tapi yang sakitnya itu perekonomian. Orang jadi susah cari kerja, perusahaan pada tutup, dan ekonomi jadi lesu.

Tapi, The Fed yakin bahwa mereka bisa melakukan “soft landing”, yaitu menurunkan inflasi tanpa bikin ekonomi jatuh ke jurang resesi. Tapi, ini kayak jalan di atas tali, sedikit salah langkah bisa langsung jatuh. Makanya, pasar masih deg-degan nungguin langkah The Fed selanjutnya.

Powell yakin ekonomi AS kuat

Di tengah kekhawatiran pasar akan resesi, Ketua The Fed Jerome Powell tetap yakin bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Powell mengatakan bahwa pasar tenaga kerja AS masih kuat, dengan tingkat pengangguran yang rendah dan pertumbuhan upah yang solid. Ia juga mencatat bahwa pengeluaran konsumen masih tinggi, meskipun ada tanda-tanda perlambatan.

Keyakinan Powell didasarkan pada keyakinannya bahwa ekonomi AS memiliki landasan yang kuat. Ia mengatakan bahwa sistem perbankan AS sehat dan konsumen serta bisnis memiliki neraca yang kuat.

Namun, Powell juga mengakui bahwa ada risiko terhadap perekonomian AS, termasuk perang di Ukraina dan kenaikan harga energi. Ia mengatakan bahwa The Fed akan terus memantau situasi dan menyesuaikan kebijakannya sesuai kebutuhan.

Kenaikan suku bunga 75 bps diprediksi

The Fed diperkirakan akan kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuan berikutnya di bulan November. Kenaikan ini akan menjadi yang keempat kalinya secara berturut-turut, dan akan membawa suku bunga acuan The Fed ke kisaran 3,75%-4,00%.

Keputusan The Fed untuk terus menaikkan suku bunga secara agresif didorong oleh inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat. Namun, The Fed juga menyadari risiko perlambatan ekonomi dan akan terus memantau situasi dengan cermat.

Suku bunga acuan 3,75%-4,00%

Duh, inflasi di Amerika Serikat (AS) makin menjadi-jadi aja nih, sampai 8,2% setahun! Bikin pusing tujuh keliling.

Pemerintah AS pun pusing setengah mati. Makanya, bank sentralnya, The Fed, langsung tancap gas naikkan suku bunga. Tapi, bukan kenaikan biasa, lho, ini agresif banget!

Kenapa agresif? Soalnya, The Fed khawatir kalau inflasi dibiarin liar, bisa bikin ekonomi AS ambruk. Makanya, mereka harus gerak cepat menjinakkan inflasi ini sebelum makin parah.

Tapi, tenang aja, The Fed yakin bisa melakukan “soft landing”, alias menurunkan inflasi tanpa bikin ekonomi jatuh ke jurang resesi. Tapi, ini kayak jalan di atas tali, sedikit salah langkah bisa langsung jatuh. Makanya, pasar masih deg-degan nungguin langkah The Fed selanjutnya.

Nah, bulan depan, The Fed diprediksi bakal naikkan suku bunga lagi sebesar 75 basis poin. Kalau beneran naik, suku bunga acuan The Fed bakal jadi 3,75%-4,00%.