7 Surga Tersembunyi yang Kini Ramai dan Bikin Kapok Traveler

waktu baca 5 menit
Minggu, 26 Mei 2024 19:31 0 5 Dinda

7 Surga Tersembunyi yang Kini Ramai dan Bikin Kapok Traveler


Ligaponsel.com – Makin Sumpek, 7 Destinasi Wisata Ini Kian Dicoret dari Wishlist

Sebagai traveler sejati, menjelajahi tempat-tempat baru adalah salah satu kegiatan yang paling menyenangkan. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa destinasi wisata mulai mengalami kepadatan yang berlebihan, sehingga mengurangi kenyamanan dan pengalaman berwisata. Nah, berikut ini adalah 7 destinasi wisata yang mulai dicoret dari wishlist para traveler karena makin sumpek:

  1. Bali, Indonesia: Pulau Dewata yang terkenal dengan pantainya yang indah dan budaya yang unik, kini mulai kewalahan dengan jumlah wisatawan yang membludak. Kemacetan lalu lintas, polusi, dan harga yang mahal, membuat Bali tidak lagi senyaman dulu.
  2. Boracay, Filipina: Pulau kecil yang terkenal dengan pasir putihnya yang lembut dan air lautnya yang biru jernih, kini telah berubah menjadi tempat yang ramai dan padat. Pembangunan hotel dan restoran yang berlebihan, serta sampah yang menumpuk, telah merusak keindahan alam Boracay.
  3. Maya Bay, Thailand: Teluk yang indah di Pulau Phi Phi ini menjadi terkenal setelah menjadi lokasi syuting film “The Beach”. Namun, popularitasnya yang melonjak drastis menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Pemerintah Thailand terpaksa menutup Maya Bay untuk sementara waktu untuk pemulihan ekosistem.
  4. Amsterdam, Belanda: Kota kanal yang menawan ini juga mengalami masalah kepadatan wisatawan. Kawasan wisata seperti Dam Square dan Red Light District selalu dipenuhi turis, sehingga sulit untuk menikmati keindahan kota dengan tenang.
  5. Santorini, Yunani: Pulau vulkanik yang terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang menakjubkan, kini juga mulai dibanjiri wisatawan. Kemacetan lalu lintas dan polusi udara telah menjadi masalah yang serius di Santorini.
  6. Machu Picchu, Peru: Reruntuhan kota Inca yang menakjubkan ini terletak di ketinggian 2.430 meter di atas permukaan laut. Namun, jumlah wisatawan yang berlebihan telah menyebabkan kemacetan di jalur pendakian dan kerusakan situs bersejarah ini.
  7. Everest Base Camp, Nepal: Jalur pendakian ke Everest Base Camp telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, jalur pendakian menjadi padat dan tercemar sampah. Selain itu, risiko kesehatan yang terkait dengan ketinggian juga meningkat.

Itulah 7 destinasi wisata yang kian dicoret dari wishlist para traveler karena makin sumpek. Jika Anda ingin menikmati pengalaman berwisata yang nyaman dan berkesan, sebaiknya pertimbangkan untuk mengunjungi destinasi lain yang masih belum terlalu padat.

Makin Sumpek, 7 Destinasi Wisata Ini Kian Dicoret dari Wishlist

Destinasi wisata favorit mulai dipadati pengunjung. Akibatnya, kenyamanan berwisata jadi berkurang. Berikut 4 aspek penting yang jadi alasan destinasi wisata mulai dihapus dari daftar kunjungan:

  1. Kepadatan: Jumlah wisatawan yang membludak membuat destinasi wisata menjadi ramai dan sesak, sehingga mengurangi kenyamanan berwisata.
  2. Polusi: Peningkatan jumlah wisatawan seringkali diikuti dengan peningkatan polusi udara, air, dan suara, yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan wisatawan.
  3. Harga: Meningkatnya permintaan akan akomodasi, transportasi, dan makanan di destinasi wisata yang padat dapat menyebabkan harga melambung tinggi.
  4. Kerusakan lingkungan: Aktivitas wisata yang berlebihan dapat merusak lingkungan, seperti erosi pantai, kerusakan terumbu karang, dan penumpukan sampah.

Keempat aspek ini saling terkait dan dapat memperburuk satu sama lain. Misalnya, kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan polusi, yang pada akhirnya dapat merusak lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan wisatawan. Oleh karena itu, penting bagi wisatawan untuk mempertimbangkan aspek-aspek ini ketika memilih destinasi wisata, agar dapat menikmati pengalaman berwisata yang nyaman dan berkesan.

Kepadatan: Jumlah wisatawan yang membludak membuat destinasi wisata menjadi ramai dan sesak, sehingga mengurangi kenyamanan berwisata.

Destinasi wisata favorit makin ramai oleh wisatawan. Sayangnya, hal ini membuat tempat wisata menjadi padat dan sesak, sehingga kenyamanan berwisata pun berkurang. Rasanya seperti berada di pasar yang penuh sesak, bukan di tempat liburan yang seharusnya membuat rileks.

Bayangkan saja, saat ingin menikmati pemandangan indah, yang terlihat malah lautan kepala wisatawan. Atau, saat ingin berenang di pantai, yang didapat malah desak-desakan seperti di kolam renang umum. Belum lagi antrean panjang untuk membeli makanan atau masuk ke tempat wisata. Sungguh pengalaman yang membuat liburan jadi tidak menyenangkan.

Polusi: Peningkatan jumlah wisatawan seringkali diikuti dengan peningkatan polusi udara, air, dan suara, yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan wisatawan.

Bukan cuma sesak, destinasi wisata yang padat juga seringkali mengalami peningkatan polusi. Udara jadi nggak segar, air jadi keruh, dan suara bising di mana-mana. Duh, mana bisa rileks kalau begini?

Polusi udara dari kendaraan dan aktivitas wisatawan dapat menyebabkan masalah pernapasan dan memperburuk kualitas udara secara keseluruhan. Polusi air dari sampah dan limbah dapat merusak ekosistem laut dan membuat wisatawan enggan berenang atau melakukan aktivitas air lainnya.

Belum lagi polusi suara dari kerumunan wisatawan dan kendaraan yang lalu-lalang, yang dapat mengganggu ketenangan dan kenyamanan berwisata. Pokoknya, polusi ini bikin liburan jadi nggak nyaman dan bisa-bisa malah bikin sakit.

Harga

Wisatawan harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati liburan di destinasi wisata yang populer. Harga hotel, tiket pesawat, dan makanan bisa naik drastis, apalagi saat musim liburan. Hal ini membuat liburan jadi nggak terjangkau, terutama bagi wisatawan dengan anggaran terbatas.

Bayangkan saja, yang tadinya mau menginap di hotel bintang tiga, terpaksa pindah ke hostel atau bahkan tidur di tenda karena harga hotelnya selangit. Atau, yang tadinya mau naik pesawat, terpaksa naik kereta atau bus karena harga tiket pesawatnya kemahalan. Belum lagi harga makanan yang bisa bikin dompet jebol.

Jadi, sebelum memutuskan untuk liburan ke destinasi wisata yang padat, pastikan untuk menyiapkan budget yang cukup. Soalnya, kalau nggak mau liburan jadi pahit karena kehabisan uang, mending cari destinasi wisata lain yang lebih ramah di kantong.

Kerusakan lingkungan: Aktivitas wisata yang berlebihan dapat merusak lingkungan, seperti erosi pantai, kerusakan terumbu karang, dan penumpukan sampah.

Wisatawan yang membludak nggak cuma bikin sesak dan polusi, tapi juga bisa merusak lingkungan. Aktivitas wisata yang berlebihan, seperti menginjak-injak terumbu karang, membuang sampah sembarangan, dan membangun infrastruktur yang nggak ramah lingkungan, bisa merusak ekosistem dan keindahan alam.

Erosi pantai, kerusakan terumbu karang, dan penumpukan sampah adalah beberapa masalah lingkungan yang sering terjadi di destinasi wisata yang padat. Masalah-masalah ini nggak cuma merusak keindahan alam, tapi juga bisa berdampak negatif pada kehidupan masyarakat sekitar dan kesehatan wisatawan.

Jadi, kalau mau liburan, ingat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai liburan kita justru merusak alam yang seharusnya kita jaga.