Ligaponsel.com – Indeks Dolar Melemah, Saatnya Rupiah Rebound?
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (28/2/2023). Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat 29 poin atau 0,19% ke level Rp 15.170 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi setelah indeks dolar AS melemah pada perdagangan Senin (27/2/2023). Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia itu turun 0,34% ke level 104,62.
Analis pasar keuangan menilai pelemahan indeks dolar AS menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah. Selain itu, sentimen positif dari dalam negeri juga turut menyokong pergerakan rupiah.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada Januari 2023 meningkat 2,27 miliar dolar AS menjadi 139,4 miliar dolar AS. Peningkatan cadangan devisa ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Penguatan rupiah juga didukung oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga. Hal ini akan membuat dolar AS menjadi kurang menarik bagi investor.
Meski demikian, penguatan rupiah masih perlu diwaspadai. Sebab, masih ada sejumlah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah, seperti perang Rusia-Ukraina dan perlambatan ekonomi global.
Secara keseluruhan, penguatan rupiah pada perdagangan Selasa (28/2/2023) merupakan kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Rupiah yang menguat akan membuat harga barang-barang impor lebih murah, sehingga dapat membantu menekan inflasi.
Indeks Dolar Melemah, Saatnya Rupiah Rebound?
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat seiring melemahnya indeks dolar AS. Penguatan rupiah didukung oleh sejumlah faktor, seperti meningkatnya cadangan devisa Indonesia dan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga.
Berikut adalah 6 aspek penting terkait “Indeks Dolar Melemah, Saatnya Rupiah Rebound?”:
- Indeks dolar AS
- Nilai tukar rupiah
- Cadangan devisa
- Kebijakan The Fed
- Inflasi
- Perekonomian Indonesia
Keenam aspek tersebut saling terkait dan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Melemahnya indeks dolar AS menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah. Selain itu, peningkatan cadangan devisa dan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga juga turut menyokong penguatan rupiah.
Penguatan rupiah berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Rupiah yang menguat akan membuat harga barang-barang impor lebih murah, sehingga dapat membantu menekan inflasi. Selain itu, penguatan rupiah juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Indeks Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan Selasa (28/2/2023). Penguatan rupiah ini terjadi setelah indeks dolar AS melemah pada perdagangan Senin (27/2/2023).
Indeks dolar AS adalah ukuran kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia. Penurunan indeks dolar AS menunjukkan bahwa dolar AS sedang melemah terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Pelemahan indeks dolar AS disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga, meningkatnya cadangan devisa Indonesia, dan sentimen positif dari dalam negeri.
Nilai tukar rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan Selasa (28/2/2023). Rupiah dibuka menguat 29 poin atau 0,19% ke level Rp15.170 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi setelah indeks dolar AS melemah pada perdagangan Senin (27/2/2023). Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia itu turun 0,34% ke level 104,62.
Cadangan devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah mata uang asing dan emas yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara. Cadangan devisa digunakan untuk:
- Membayar kewajiban luar negeri
- Menjaga stabilitas nilai tukar
- Menopang perekonomian negara
Peningkatan cadangan devisa menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Kebijakan The Fed
The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat memiliki kebijakan moneter yang sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Ketika The Fed menaikkan suku bunga, maka dolar AS akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika The Fed menurunkan suku bunga, maka dolar AS akan cenderung melemah.
Pelemahan dolar AS saat ini disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga. Hal ini membuat dolar AS menjadi kurang menarik bagi investor, sehingga terjadilah penguatan rupiah.
Inflasi
Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar AS merupakan kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Sebab, rupiah yang menguat dapat membantu menekan inflasi.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian karena dapat menurunkan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian Indonesia
Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar AS merupakan kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Sebab, rupiah yang menguat dapat membantu menekan inflasi.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian karena dapat menurunkan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.