Industri Sepatu Nasional Terguncang! Yongki Komaladi Ramalkan Merek Lain Gulung Tikar

waktu baca 3 menit
Jumat, 17 Mei 2024 13:57 0 7 Bayu

Industri Sepatu Nasional Terguncang! Yongki Komaladi Ramalkan Merek Lain Gulung Tikar

Industri Sepatu Nasional Terguncang! Yongki Komaladi Ramalkan Merek Lain Gulung Tikar

Ligaponsel.com – Yongki Komaladi, pakar sepatu nasional, meramalkan bahwa akan ada merek sepatu lain yang akan menutup pabriknya menyusul Sepatu Bata. Hal ini didasarkan pada kondisi industri sepatu nasional yang sedang mengalami penurunan.

Menurut Yongki, penurunan industri sepatu nasional disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  1. Meningkatnya persaingan dari produk sepatu impor.
  2. Berubahnya gaya hidup masyarakat yang lebih memilih alas kaki yang lebih kasual.
  3. Lemahnya daya beli masyarakat.

Yongki menambahkan, bahwa merek-merek sepatu yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan tidak memiliki daya saing yang kuat, akan kesulitan untuk bertahan.

Sebagai contoh, Sepatu Bata yang merupakan salah satu merek sepatu tertua di Indonesia, terpaksa menutup pabriknya di Tangerang pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh menurunnya penjualan dan persaingan yang semakin ketat.

Yongki menghimbau kepada para pelaku industri sepatu nasional untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk impor. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan, seperti keringanan pajak dan subsidi, agar industri sepatu nasional dapat terus berkembang.

Yongki Komaladi Ramal Merek Lain Bakal Tutup Pabrik Susul Sepatu Bata

Pakar sepatu nasional, Yongki Komaladi, meramalkan bahwa akan ada merek sepatu lain yang akan tutup pabrik menyusul Sepatu Bata. Ramalan ini didasarkan pada kondisi industri sepatu nasional yang sedang mengalami penurunan. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini antara lain:

  1. Meningkatnya persaingan dari produk sepatu impor.
  2. Berubahnya gaya hidup masyarakat.
  3. Lemahnya daya beli masyarakat.

Menurut Yongki, merek-merek sepatu yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan tidak memiliki daya saing yang kuat, akan kesulitan untuk bertahan.

Sebagai contoh, Sepatu Bata yang merupakan salah satu merek sepatu tertua di Indonesia, terpaksa menutup pabriknya di Tangerang pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh menurunnya penjualan dan persaingan yang semakin ketat.

Yongki menghimbau kepada para pelaku industri sepatu nasional untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk impor. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan, seperti keringanan pajak dan subsidi, agar industri sepatu nasional dapat terus berkembang.

Meningkatnya persaingan dari produk sepatu impor.

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan industri sepatu nasional adalah meningkatnya persaingan dari produk sepatu impor. Produk sepatu impor biasanya memiliki harga yang lebih murah dan model yang lebih bervariasi, sehingga membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli produk impor dibandingkan produk lokal.

Berubahnya gaya hidup masyarakat.

Selain karena meningkatnya persaingan dari produk sepatu impor, penurunan industri sepatu nasional juga disebabkan oleh berubahnya gaya hidup masyarakat. Masyarakat sekarang cenderung lebih memilih alas kaki yang lebih kasual, seperti sneakers dan sandal, dibandingkan sepatu formal. Hal ini membuat permintaan terhadap sepatu formal, yang merupakan produk utama dari banyak merek sepatu nasional, menurun.

Lemahnya daya beli masyarakat.

Selain dua faktor di atas, penurunan industri sepatu nasional juga disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat. Masyarakat Indonesia masih banyak yang hidup dalam kemiskinan, sehingga mereka lebih memprioritaskan kebutuhan pokok, seperti makanan dan tempat tinggal, dibandingkan membeli sepatu baru.

Akibat dari ketiga faktor tersebut, banyak merek sepatu nasional yang mengalami penurunan penjualan. Hal ini membuat beberapa merek sepatu terpaksa menutup pabriknya, seperti yang terjadi pada Sepatu Bata. Jika kondisi ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan ada merek sepatu lain yang akan tutup pabrik.