6 Ritual Jambi yang Akan Bikin Kamu Tercengang

waktu baca 5 menit
Rabu, 8 Mei 2024 02:38 0 49 Fatimah

6 Ritual Jambi yang Akan Bikin Kamu Tercengang

Ligaponsel.com – 6 Upacara Tradisional Jambi, Minta Hujan hingga Padi Tumbuh Subur

Provinsi Jambi memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, termasuk berbagai upacara tradisional yang masih lestari hingga saat ini. Beberapa upacara tradisional tersebut memiliki tujuan khusus, seperti meminta hujan atau memohon agar padi tumbuh subur.

Berikut adalah 6 upacara tradisional Jambi yang masih sering dilaksanakan:

  1. Upacara Seblang: Upacara ini dilakukan untuk meminta hujan. Masyarakat akan membuat sesajen dan membawanya ke mata air atau sungai. Mereka kemudian akan memandikan sesajen tersebut dan memohon kepada Tuhan untuk menurunkan hujan.
  2. Upacara Ngejot Padi: Upacara ini dilakukan untuk memohon agar padi tumbuh subur dan terhindar dari hama. Masyarakat akan membuat sesajen berupa nasi ketan dan lauk-pauk. Sesajen tersebut kemudian akan dibawa ke sawah dan diletakkan di sebuah tempat khusus.
  3. Upacara Mandi Safar: Upacara ini dilakukan untuk menolak bala dan membersihkan diri dari segala dosa. Masyarakat akan mandi di sungai atau laut pada malam hari pada bulan Safar. Mereka percaya bahwa dengan melakukan upacara ini, mereka akan terhindar dari segala marabahaya.
  4. Upacara Taber Dayang: Upacara ini dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan. Masyarakat akan membuat sesajen dan membawanya ke tempat tamu tersebut menginap. Mereka kemudian akan menyanyikan lagu-lagu adat dan menari untuk menyambut tamu tersebut.
  5. Upacara Bependi: Upacara ini dilakukan untuk mengobati orang sakit. Masyarakat akan membuat sesajen dan membawanya ke rumah orang sakit tersebut. Mereka kemudian akan membaca mantra-mantra dan meniupkan napas mereka ke tubuh orang sakit tersebut.
  6. Upacara Kemantan: Upacara ini dilakukan untuk menolak bala dan membersihkan desa dari segala roh jahat. Masyarakat akan membuat sesajen dan membawanya ke persimpangan jalan. Mereka kemudian akan membakar sesajen tersebut dan membaca mantra-mantra.

Itulah 6 upacara tradisional Jambi yang masih sering dilaksanakan. Upacara-upacara ini merupakan bagian dari kekayaan budaya Jambi yang harus terus dilestarikan.

6 Upacara Tradisional Jambi, Minta Hujan hingga Padi Tumbuh Subur


Kekayaan Budaya Jambi terpancar dalam 6 upacara adatnya, mulai dari ritual minta hujan hingga panen melimpah.

  • Ritual Hujan: Seblang, memohon berkah langit.
  • Kesuburan Padi: Ngejot Padi, doa untuk hasil bumi berlimpah.
  • Penyucian Diri: Mandi Safar, bersihkan jiwa dari segala noda.
  • Sambut Tamu: Taber Dayang, penghormatan penuh adat.
  • Pengobatan Tradisional: Bependi, ramuan dan doa sembuhkan yang sakit.

Upacara-upacara ini tak hanya warisan budaya, tapi juga cerminan harmoni manusia dengan alam dan sesama.

Ritual Hujan

Di kala kemarau panjang, masyarakat Jambi punya cara unik untuk meminta hujan. Mereka menggelar ritual Seblang, sebuah upacara adat yang dipercaya bisa mendatangkan awan dan guyuran air dari langit.

Dalam ritual ini, seorang gadis terpilih akan dirasuki oleh roh halus yang disebut Seblang. Gadis tersebut kemudian akan menari dan bernyanyi, sambil membawa sesajen berupa makanan dan minuman. Sesajen ini dipersembahkan kepada para dewa, dengan harapan mereka berkenan menurunkan hujan.

Ritual Seblang biasanya digelar selama tiga hari tiga malam. Masyarakat akan berkumpul di sebuah lapangan atau tanah lapang, menyaksikan gadis Seblang menari dan bernyanyi. Mereka percaya bahwa semakin meriah upacara Seblang, semakin besar pula kemungkinan hujan akan turun.

Kesuburan Padi

Bagi masyarakat Jambi, padi adalah tanaman yang sangat penting. Padi merupakan sumber makanan pokok, sehingga hasil panen yang melimpah sangat diharapkan. Untuk mewujudkan harapan tersebut, masyarakat Jambi menggelar ritual Ngejot Padi.

Ritual Ngejot Padi biasanya digelar pada saat padi mulai menguning dan siap panen. Masyarakat akan berkumpul di sawah, membawa sesajen berupa nasi ketan dan lauk-pauk. Sesajen tersebut kemudian akan diletakkan di sebuah tempat khusus di sawah.

Setelah sesajen diletakkan, masyarakat akan memanjatkan doa kepada Tuhan. Mereka memohon agar padi tumbuh subur, terhindar dari hama, dan menghasilkan panen yang melimpah. Doa-doa tersebut dipanjatkan dengan khusyuk, penuh harapan.

Ritual Ngejot Padi merupakan wujud rasa syukur masyarakat Jambi atas karunia alam. Melalui ritual ini, mereka berharap hasil panen padi selalu melimpah, sehingga mereka dapat hidup sejahtera.

Penyucian Diri

Masyarakat Jambi percaya bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh dengan malapetaka. Untuk menolak bala dan membersihkan diri dari segala dosa, mereka melakukan ritual Mandi Safar.

Ritual Mandi Safar biasanya dilakukan pada malam hari pada bulan Safar. Masyarakat akan mandi di sungai atau laut, sambil membaca doa-doa dan mantra-mantra. Mereka percaya bahwa dengan melakukan ritual ini, mereka akan terhindar dari segala marabahaya dan penyakit.

Sambut Tamu

Dalam budaya masyarakat Jambi, tamu adalah orang yang sangat dihormati. Untuk menyambut tamu dengan baik, mereka menggelar upacara adat Taber Dayang.

Upacara Taber Dayang biasanya dilakukan pada saat tamu kehormatan datang berkunjung. Masyarakat akan membuat sesajen berupa makanan dan minuman. Sesajen tersebut kemudian akan dibawa ke tempat tamu tersebut menginap.

Setelah sesajen diletakkan, masyarakat akan menyanyikan lagu-lagu adat dan menari untuk menyambut tamu. Mereka percaya bahwa dengan melakukan upacara ini, tamu akan merasa dihargai dan dihormati.

Pengobatan Tradisional

Masyarakat Jambi memiliki cara unik untuk mengobati orang sakit, yaitu dengan menggelar ritual Bependi. Ritual ini melibatkan penggunaan ramuan tradisional dan doa-doa.

Dalam ritual Bependi, seorang dukun akan membuat ramuan dari berbagai macam tumbuhan obat. Ramuan tersebut kemudian akan diminum oleh orang sakit. Selain itu, dukun juga akan membaca mantra-mantra dan meniupkan napas mereka ke tubuh orang sakit.

Masyarakat Jambi percaya bahwa ritual Bependi dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit berat. Ritual ini biasanya dilakukan di rumah orang sakit, dan dihadiri oleh keluarga dan kerabat.