Ligaponsel.com – Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru
Pengertian dan Contoh Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru
Orangtua calon taruna meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meninjau ulang moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Moratorium tersebut dinilai merugikan calon taruna yang sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi.
Salah satu orang tua calon taruna, Asep, mengatakan bahwa anaknya sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk mengikuti seleksi di STIP Jakarta. Namun, dengan adanya moratorium tersebut, anaknya tidak bisa mengikuti seleksi dan harus menunggu hingga tahun depan.
“Anak saya sudah belajar mati-matian untuk menghadapi seleksi. Tapi sekarang, semua persiapan itu menjadi sia-sia karena adanya moratorium,” kata Asep, dikutip dari detikcom, Rabu (25/1/2023).
Asep menilai, moratorium tersebut tidak adil bagi calon taruna yang sudah mempersiapkan diri. Ia meminta Kemenhub untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami berharap Kemenhub bisa meninjau ulang keputusan ini. Jangan sampai masa depan anak-anak kami terkatung-katung karena adanya moratorium,” ujar Asep.
Sementara itu, pihak Kemenhub belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut. Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru
Enam aspek penting terkait “Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru”:
- Calon taruna kecewa
- Moratorium merugikan
- Kemenhub belum menanggapi
- Orang tua minta tinjau ulang
- Seleksi mahasiswa baru
- Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Keenam aspek tersebut saling terkait dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang masalah yang dihadapi oleh calon taruna dan orang tua mereka. Moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta telah menimbulkan kekecewaan dan kerugian bagi calon taruna yang telah mempersiapkan diri dengan matang. Orang tua dari calon taruna meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meninjau ulang keputusan tersebut dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masa depan anak-anak mereka.
Calon taruna kecewa
Calon taruna kecewa berat karena moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Mereka sudah mempersiapkan diri dengan matang, tapi sekarang tidak bisa mengikuti seleksi. Salah satu calon taruna, Andi, mengatakan bahwa ia sudah belajar mati-matian selama berbulan-bulan. Ia merasa sangat kecewa karena persiapannya menjadi sia-sia.
Kekecewaan calon taruna juga dirasakan oleh orang tua mereka. Mereka sudah mengeluarkan banyak biaya untuk mempersiapkan anak-anaknya mengikuti seleksi. Orang tua berharap Kemenhub bisa mempertimbangkan kembali keputusan moratorium ini.
Moratorium merugikan
Moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta sangat merugikan calon taruna. Mereka sudah mempersiapkan diri dengan matang, tapi sekarang tidak bisa mengikuti seleksi. Hal ini tentu saja membuat calon taruna kecewa dan putus asa.
Selain merugikan calon taruna, moratorium ini juga merugikan negara. Indonesia membutuhkan banyak pelaut yang handal untuk mengelola sektor maritimnya. Jika tidak ada regenerasi pelaut, maka Indonesia akan kesulitan bersaing dengan negara lain di bidang maritim.
Oleh karena itu, Kemenhub harus segera meninjau ulang keputusan moratorium ini. Moratorium ini tidak hanya merugikan calon taruna dan negara, tetapi juga merugikan dunia maritim Indonesia.
Kemenhub belum menanggapi
Sampai saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum memberikan tanggapan resmi terkait permintaan orang tua calon taruna untuk meninjau ulang moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Sikap Kemenhub yang belum memberikan tanggapan ini membuat orang tua calon taruna semakin khawatir. Mereka berharap Kemenhub segera memberikan keputusan yang jelas agar nasib anak-anak mereka tidak terkatung-katung.
Orang tua minta tinjau ulang
Orang tua calon taruna meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meninjau ulang moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Mereka menilai moratorium tersebut merugikan calon taruna yang sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi.
Salah satu orang tua calon taruna, Asep, mengatakan bahwa anaknya sudah belajar mati-matian untuk menghadapi seleksi di STIP Jakarta. Namun, dengan adanya moratorium tersebut, anaknya tidak bisa mengikuti seleksi dan harus menunggu hingga tahun depan.
“Anak saya sudah belajar mati-matian untuk menghadapi seleksi. Tapi sekarang, semua persiapan itu menjadi sia-sia karena adanya moratorium,” kata Asep, dikutip dari detikcom, Rabu (25/1/2023).
Asep menilai, moratorium tersebut tidak adil bagi calon taruna yang sudah mempersiapkan diri. Ia meminta Kemenhub untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami berharap Kemenhub bisa meninjau ulang keputusan ini. Jangan sampai masa depan anak-anak kami terkatung-katung karena adanya moratorium,” ujar Asep.
Sementara itu, pihak Kemenhub belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut. Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Seleksi mahasiswa baru
Orang tua calon taruna minta Kemenhub tinjau ulang moratorium seleksi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Moratorium tersebut dinilai merugikan calon taruna yang sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi.
Salah satu orang tua calon taruna, Asep, mengatakan bahwa anaknya sudah belajar mati-matian untuk menghadapi seleksi di STIP Jakarta. Namun, dengan adanya moratorium tersebut, anaknya tidak bisa mengikuti seleksi dan harus menunggu hingga tahun depan.
“Anak saya sudah belajar mati-matian untuk menghadapi seleksi. Tapi sekarang, semua persiapan itu menjadi sia-sia karena adanya moratorium,” kata Asep, dikutip dari detikcom, Rabu (25/1/2023).
Asep menilai, moratorium tersebut tidak adil bagi calon taruna yang sudah mempersiapkan diri. Ia meminta Kemenhub untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami berharap Kemenhub bisa meninjau ulang keputusan ini. Jangan sampai masa depan anak-anak kami terkatung-katung karena adanya moratorium,” ujar Asep.
Sementara itu, pihak Kemenhub belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut. Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan Kementerian Perhubungan. STIP Jakarta menyelenggarakan pendidikan untuk mencetak pelaut-pelaut handal yang siap bekerja di dunia maritim.
Untuk menjadi mahasiswa STIP Jakarta, calon taruna harus mengikuti seleksi yang ketat. Seleksi tersebut meliputi tes tertulis, tes kesehatan, dan tes fisik. Calon taruna yang lulus seleksi akan menjalani pendidikan selama 4 tahun.
Pada tahun 2023, Kemenhub mengeluarkan kebijakan moratorium seleksi mahasiswa baru di STIP Jakarta. Kebijakan ini diambil karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk mengevaluasi kurikulum pendidikan di STIP Jakarta.
Kebijakan moratorium ini tentu saja merugikan calon taruna yang sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi. Orang tua calon taruna pun meminta Kemenhub untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.