Waspada! Demam Berdarah di Gunungkidul Melonjak 666 Kasus, Ratusan Nyawa Terancam!

waktu baca 4 menit
Jumat, 17 Mei 2024 09:11 0 4 Silvy

Waspada! Demam Berdarah di Gunungkidul Melonjak 666 Kasus, Ratusan Nyawa Terancam!

Waspada! Demam Berdarah di Gunungkidul Melonjak 666 Kasus, Ratusan Nyawa Terancam!


Ligaponsel.com – Demam Berdarah di Gunungkidul 666 Kasus, 3 Orang Meninggal

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, hingga minggu ke-10 tahun 2023, tercatat sebanyak 666 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 3 kasus kematian.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan bahwa kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Jumlah kasus DBD pada periode yang sama tahun lalu hanya 248 kasus. Jadi, terjadi peningkatan yang cukup besar, yaitu sekitar 268 kasus atau 108 persen,” kata Dewi, Rabu (8/3/2023).

Dari 666 kasus DBD yang dilaporkan, sebagian besar terjadi di wilayah Kecamatan Wonosari, yaitu 147 kasus. Disusul Kecamatan Karangmojo dengan 90 kasus, dan Kecamatan Playen dengan 87 kasus.

Meningkatnya kasus DBD ini diduga karena faktor cuaca yang tidak menentu, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk.

Untuk mengantisipasi penyebaran DBD yang lebih luas, Dinas Kesehatan Gunungkidul mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, serta melakukan fogging jika diperlukan.

Jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Demam Berdarah di Gunungkidul 666 Kasus, 3 Orang Meninggal

Waspada DBD Gunungkidul! Kasus Meningkat, Korban Jiwa Bertambah.

Lima aspek penting terkait Demam Berdarah di Gunungkidul:

  • Kasus Melonjak: 666 kasus, naik 108% dari tahun lalu.
  • Korban Jiwa: Tiga orang meninggal akibat DBD.
  • Penyebab: Cuaca tidak menentu dan kurangnya kesadaran masyarakat.
  • Gejala: Demam, sakit kepala, nyeri otot, ruam kulit.
  • Pencegahan: 3M (menguras, menutup, mengubur), obat nyamuk, fogging.

Kasus DBD di Gunungkidul yang tinggi menjadi perhatian serius. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. Ingat, DBD bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Kasus Melonjak

Duh, serem banget ya! Kasus DBD di Gunungkidul naik drastis sampai 108%. Ini artinya, ada penambahan sekitar 268 kasus dibandingkan tahun lalu. Waduh, kalau kayak gini terus, bisa-bisa banyak orang yang kena DBD nih.

Penyebabnya apa ya? Ternyata, cuaca yang tidak menentu dan kurangnya kesadaran masyarakat jadi biang keroknya. Cuaca yang panas dan hujan yang tidak teratur membuat nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, semakin betah berkembang biak. Ditambah lagi, masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.

Korban Jiwa

Waduh, miris banget ya guys! Gara-gara DBD, tiga orang sampai meninggal dunia. Ini jadi bukti nyata kalau DBD itu bukan penyakit yang bisa dianggap remeh.

Makanya, yuk kita semua peduli sama kesehatan lingkungan kita. Jangan biarkan nyamuk-nyamuk nakal itu berkembang biak dan menyebarkan virus DBD. Ayo kita terapkan 3M (menguras, menutup, mengubur) di lingkungan kita masing-masing.

Penyebab

Kasus DBD di Gunungkidul yang tinggi ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu cuaca yang tidak menentu dan kurangnya kesadaran masyarakat.

Cuaca yang panas dan hujan yang tidak teratur membuat nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, semakin betah berkembang biak. Genangan air yang tidak segera dibersihkan menjadi tempat favorit nyamuk-nyamuk ini untuk bertelur.

Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat juga menjadi faktor yang memperparah penyebaran DBD. Masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.

Padahal, dengan melakukan tindakan pencegahan sederhana seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air, kita dapat mengurangi risiko penyebaran DBD.

Gejala

Nah, kalau kamu mengalami gejala-gejala ini, jangan anggap remeh ya! Bisa jadi kamu kena DBD. Soalnya, gejala DBD itu mirip banget sama penyakit lain, kayak flu atau typus. Makanya, kalau kamu merasa nggak enak badan, apalagi kalau kamu tinggal di daerah yang banyak kasus DBD-nya, langsung periksa ke dokter aja. Jangan sampai nyesel belakangan!

Pencegahan

Nah, buat mencegah DBD, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, yaitu 3M (menguras, menutup, mengubur). Maksudnya, kita harus rutin menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, dan vas bunga. Terus, kita juga harus menutup tempat penampungan air itu rapat-rapat. Terakhir, kita harus mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air, seperti kaleng dan ban bekas.

Selain 3M, kita juga bisa menggunakan obat nyamuk dan memasang kelambu di tempat tidur. Kalau perlu, kita juga bisa melakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.