Dispareunia Bukan Selalu Masalah Medis, Yuk Cari Tahu Penyebab Emosionalnya!

waktu baca 4 menit
Minggu, 26 Mei 2024 07:17 0 3 Maira

Dispareunia Bukan Selalu Masalah Medis, Yuk Cari Tahu Penyebab Emosionalnya!

Ligaponsel.com – Dispareunia, atau rasa sakit saat berhubungan seksual, umumnya dikaitkan dengan masalah medis. Namun, tahukah kamu bahwa kondisi emosional juga bisa menjadi faktor penyebabnya? Enggak selalu masalah medis, dispareunia juga bisa berkaitan dengan emosional.

Dispareunia yang disebabkan oleh faktor emosional sering kali muncul karena stres, kecemasan, atau trauma masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas seksual. Kondisi ini bisa membuat otot-otot di sekitar vagina menjadi tegang dan sulit untuk melakukan penetrasi. Selain itu, pikiran negatif tentang seks juga bisa memperburuk rasa sakit saat berhubungan seksual.

Untuk mengatasi dispareunia yang berkaitan dengan emosional, diperlukan pendekatan yang holistik. Selain menjalani pengobatan medis jika diperlukan, terapi psikologis juga bisa membantu mengatasi masalah emosional yang mendasarinya. Melalui terapi, kamu bisa belajar mengelola stres dan kecemasan, serta mengubah pikiran negatif tentang seks.

Dengan menggabungkan pengobatan medis dan terapi psikologis, dispareunia yang berkaitan dengan emosional bisa diatasi secara efektif. Kamu bisa kembali menikmati hubungan seksual yang sehat dan memuaskan tanpa rasa sakit.

Enggak Selalu Masalah Medis Dispareunia Berkaitan Dengan Emosional

Dispareunia, nyeri saat berhubungan seksual, sering dikaitkan dengan masalah medis. Padahal, kondisi emosional juga bisa jadi penyebabnya. Yuk, kenali 5 aspek penting terkait dispareunia yang berkaitan dengan emosional:

  1. Stres
  2. Kecemasan
  3. Trauma masa lalu
  4. Pikiran negatif tentang seks
  5. Terapi psikologis

Kelima aspek ini saling berkaitan dan dapat memperparah dispareunia. Stres dan kecemasan dapat membuat otot-otot di sekitar vagina tegang, sehingga menyulitkan penetrasi. Trauma masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas seksual juga dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual. Pikiran negatif tentang seks, seperti merasa kotor atau tidak layak, dapat memperburuk rasa sakit. Namun, dispareunia yang berkaitan dengan emosional dapat diatasi dengan terapi psikologis. Terapi ini dapat membantu mengelola stres dan kecemasan, mengubah pikiran negatif tentang seks, dan mengatasi trauma masa lalu.

Stres

Stres bisa bikin otot-otot di sekitar vagina tegang, sehingga penetrasi jadi susah. Kalau lagi stres, mendingan jangan dipaksain berhubungan seksual dulu deh. Istirahat dulu, tenangkan pikiran, baru deh lanjut lagi.

Kecemasan

Kecemasan juga bisa bikin dispareunia. Pikiran negatif tentang seks, seperti takut sakit atau khawatir tidak bisa memuaskan pasangan, bisa bikin otot-otot vagina tegang dan sulit penetrasi.

Trauma masa lalu

Trauma masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas seksual bisa menyebabkan dispareunia. Trauma ini bisa membuat kamu merasa takut, malu, atau bersalah saat berhubungan seksual, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Pikiran negatif tentang seks

Pikiran negatif tentang seks, seperti merasa kotor atau tidak layak, bisa memperburuk dispareunia. Pikiran-pikiran ini bisa membuat kamu tegang dan sulit menikmati hubungan seksual.

Terapi psikologis

Terapi psikologis bisa membantu mengatasi dispareunia yang berkaitan dengan emosional. Terapi ini bisa membantu kamu mengelola stres dan kecemasan, mengubah pikiran negatif tentang seks, dan mengatasi trauma masa lalu.

Kecemasan

Kecemasan bisa bikin dispareunia, lho! Bayangin aja, lagi enak-enak berhubungan seksual, tiba-tiba kepikiran “aduh, jangan-jangan aku nggak bisa memuaskan pasangan ya?” atau “aduh, jangan-jangan aku kesakitan nanti?” Pikiran-pikiran negatif seperti ini bikin otot-otot vagina tegang dan susah ditembus, jadinya ya sakit deh.

Jadi, kalau lagi merasa cemas, mendingan jangan dipaksain berhubungan seksual dulu. Tenangkan pikiran dulu, lakuin hal-hal yang bikin rileks, baru deh lanjutin lagi.

Trauma masa lalu

Trauma masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas seksual bisa jadi penyebab dispareunia yang berkaitan dengan emosional. Pengalaman buruk seperti pelecehan seksual atau pemerkosaan bisa bikin kamu merasa takut, malu, atau bersalah saat berhubungan seksual, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Kalau kamu mengalami trauma masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas seksual, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapi psikologis bisa membantu kamu mengatasi trauma tersebut dan mengurangi rasa sakit saat berhubungan seksual.

Pikiran negatif tentang seks

Pikiran negatif tentang seks, seperti merasa kotor atau tidak layak, bisa memperburuk dispareunia. Pikiran-pikiran ini bisa membuat kamu tegang dan sulit menikmati hubungan seksual. Misalnya, kalau kamu merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhmu, kamu mungkin jadi tegang dan sulit rileks saat berhubungan seksual, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Penting untuk diingat bahwa pikiran negatif tentang seks itu wajar. Namun, kalau pikiran-pikiran ini mulai mengganggu kehidupan seks kamu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapi psikologis bisa membantu kamu mengubah pikiran negatif tentang seks dan meningkatkan citra tubuh kamu.

Terapi psikologis

Kalau kamu mengalami dispareunia yang berkaitan dengan emosional, terapi psikologis bisa jadi solusi yang tepat. Terapi ini bisa membantu kamu mengelola stres dan kecemasan, mengubah pikiran negatif tentang seks, dan mengatasi trauma masa lalu.

Dalam terapi psikologis, kamu akan dibimbing oleh terapis untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan kamu yang berkaitan dengan seksualitas. Terapis juga akan membantu kamu mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah-masalah yang kamu hadapi. Misalnya, kalau kamu mengalami kecemasan saat berhubungan seksual, terapis mungkin akan mengajarkan teknik relaksasi atau latihan pernapasan.

Terapi psikologis bisa sangat efektif dalam mengatasi dispareunia yang berkaitan dengan emosional. Dengan mengikuti terapi ini, kamu bisa belajar mengatasi masalah emosional yang mendasari dispareunia dan kembali menikmati hubungan seksual yang sehat dan memuaskan.