Ligaponsel.com – Banyak Saham Berfundamental Bagus Turun, Kenapa?
Sebagai investor saham, tentu kita ingin saham yang kita beli mengalami kenaikan harga. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya, saham yang memiliki fundamental bagus juga mengalami penurunan harga. Nah, apa penyebabnya?
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan saham berfundamental bagus turun, di antaranya:
- Kondisi pasar secara keseluruhan
Harga saham dipengaruhi oleh kondisi pasar secara keseluruhan. Jika kondisi pasar sedang bearish, maka saham-saham cenderung mengalami penurunan harga, meskipun fundamentalnya bagus.
Sentimen negatif
Sentimen negatif terhadap suatu perusahaan atau industri dapat menyebabkan penurunan harga saham, meskipun fundamentalnya bagus. Sentimen negatif ini bisa disebabkan oleh berita negatif, rumor, atau spekulasi.
Penjualan saham
Jika banyak investor yang menjual sahamnya, maka harga saham akan cenderung turun. Penjualan saham ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan dana atau perubahan strategi investasi.
Perubahan peraturan
Perubahan peraturan yang merugikan perusahaan dapat menyebabkan penurunan harga saham, meskipun fundamentalnya bagus. Misalnya, perubahan peraturan pajak atau kebijakan lingkungan hidup.
Jadi, meskipun saham berfundamental bagus, bukan berarti harganya akan selalu naik. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan saham turun, termasuk kondisi pasar, sentimen negatif, penjualan saham, dan perubahan peraturan.
Sebagai investor, penting untuk memahami faktor-faktor yang bisa menyebabkan penurunan harga saham. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita bisa mengambil keputusan investasi yang lebih baik dan meminimalisir risiko kerugian.
Banyak Saham Berfundamental Bagus Turun, Kenapa?
Harga saham naik turun sudah biasa. Tapi kalau saham bagus turun, kenapa? Yuk, cari tahu!
- Kondisi Pasar
- Sentimen Negatif
- Penjualan Saham
- Perubahan Peraturan
- Kinerja Perusahaan
- Faktor Teknikal
Jadi, meski saham bagus, tetap bisa turun karena faktor-faktor di atas. Penting untuk memahaminya agar bisa mengambil keputusan investasi yang lebih baik.
Kondisi Pasar
Harga saham itu kayak ombak di laut, kadang naik, kadang turun. Nah, kondisi pasar secara keseluruhan itu kayak anginnya. Kalau anginnya lagi kenceng (pasar lagi bearish), semua saham cenderung ikut turun, meskipun fundamentalnya bagus.
Misalnya, waktu pandemi COVID-19 kemarin, pasar saham dunia anjlok. Saham-saham bagus kayak Apple, Amazon, dan Google pun ikut turun, meskipun kinerja perusahaan mereka masih bagus.
Sentimen Negatif
Saham itu kayak selebriti, suka banget jadi bahan gosip. Nah, kalau ada berita atau rumor negatif tentang suatu perusahaan, sahamnya bisa langsung terjun bebas, meskipun fundamentalnya bagus.
Contohnya, waktu ada kabar perusahaan XYZ mau bangkrut, sahamnya langsung anjlok. Padahal, kalau dilihat dari laporan keuangannya, perusahaan XYZ masih sehat-sehat aja.
Penjualan Saham
Bayangin saham itu kayak kursi konser. Kalau banyak orang yang mau jual kursinya, harganya pasti turun, kan? Nah, saham juga gitu. Kalau banyak investor yang jual sahamnya, harganya bisa langsung anjlok.
Contohnya, waktu investor pada panik pas krisis finansial 2008, mereka berbondong-bondong jual saham. Akibatnya, harga saham jatuh bebas, meskipun fundamental perusahaan-perusahaannya masih bagus.
Perubahan Peraturan
Pemerintah itu kayak wasit di lapangan saham. Kalau mereka ganti aturan mainnya, saham-saham bisa langsung kena imbasnya, meskipun fundamentalnya bagus.
Contohnya, waktu pemerintah mengeluarkan aturan baru tentang pajak saham, harga saham langsung turun. Soalnya, investor jadi mikir dua kali buat beli saham karena pajaknya lebih mahal.
Kinerja Perusahaan
Kalau sebuah perusahaan kinerjanya bagus, seharusnya harga sahamnya naik dong? Enggak selalu begitu. Ada kalanya, saham perusahaan bagus malah turun.
Kenapa bisa gitu? Soalnya, kinerja perusahaan itu cuma salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham. Ada faktor lain yang lebih kuat, seperti kondisi pasar dan sentimen investor.
Contohnya, waktu pandemi COVID-19 kemarin, banyak perusahaan bagus yang kinerjanya turun. Tapi, harga saham mereka malah naik. Soalnya, investor pada beli saham-saham itu karena takut kehilangan kesempatan (FOMO).
Faktor Teknikal
Selain faktor-faktor fundamental, harga saham juga bisa dipengaruhi oleh faktor teknikal, yaitu pola pergerakan harga saham di masa lalu. Analis teknikal menggunakan grafik dan indikator untuk memprediksi arah pergerakan harga saham di masa depan.
Meskipun faktor teknikal tidak selalu akurat, namun banyak investor yang menggunakannya sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Misalnya, jika sebuah saham membentuk pola tertentu yang menunjukkan tren penurunan, maka analis teknikal dapat memprediksi bahwa harga saham tersebut akan terus turun.