Mengapa Makam di Gunungkidul Diselimuti Kain Putih? Temukan Maknanya yang Tak Terduga

waktu baca 3 menit
Jumat, 10 Mei 2024 15:20 0 48 Fatimah

Mengapa Makam di Gunungkidul Diselimuti Kain Putih? Temukan Maknanya yang Tak Terduga

Ligaponsel.com – Kenapa Makam-makam di Gunungkidul Diselimuti Kain Putih?

Tradisi unik ini sudah dilakukan sejak lama oleh masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta. Kain putih yang digunakan biasanya berukuran sekitar 2×3 meter dan dililitkan pada nisan makam. Ada beberapa alasan mengapa tradisi ini dilakukan, di antaranya:

  1. Sebagai tanda penghormatan kepada arwah orang yang telah meninggal.
  2. Untuk melindungi makam dari hujan dan panas matahari.
  3. Sebagai penanda bahwa makam tersebut masih dirawat oleh keluarga.

Selain itu, ada juga kepercayaan masyarakat setempat bahwa kain putih dapat menyerap energi negatif dari sekitar makam. Sehingga, arwah orang yang meninggal dapat lebih tenang.

Tradisi ini masih terus dilestarikan hingga sekarang dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Gunungkidul. Bahkan, beberapa wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul juga ikut serta dalam tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada budaya setempat.

Kenapa Makam-makam di Gunungkidul Diselimuti Kain Putih?

Tradisi unik ini memiliki beberapa aspek penting, yaitu:

  • Penghormatan: Kain putih sebagai tanda hormat kepada arwah.
  • Perlindungan: Melindungi makam dari cuaca.
  • Penanda: Menunjukkan bahwa makam masih dirawat.
  • Penyerap energi: Kain putih dipercaya menyerap energi negatif.

Aspek-aspek ini saling berkaitan dan membentuk tradisi yang unik dan bermakna bagi masyarakat Gunungkidul. Kain putih menjadi simbol penghormatan, perlindungan, dan perawatan makam, sekaligus dipercaya memiliki kekuatan spiritual. Tradisi ini terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya dan identitas masyarakat Gunungkidul.

Penghormatan

Dalam budaya Jawa, kain putih memiliki makna kesucian dan penghormatan. Masyarakat Gunungkidul percaya bahwa dengan menyelimuti makam dengan kain putih, mereka menunjukkan rasa hormat yang tinggi kepada arwah orang yang telah meninggal. Kain putih menjadi simbol kesucian dan doa agar arwah tersebut tenang dan damai.

Selain itu, kain putih juga dipercaya dapat menyerap energi negatif yang mungkin ada di sekitar makam. Dengan demikian, arwah orang yang meninggal dapat terhindar dari gangguan energi negatif dan lebih tenang.

Perlindungan

Selain sebagai tanda penghormatan, kain putih yang digunakan untuk menyeliputi makam di Gunungkidul juga berfungsi sebagai pelindung makam dari cuaca. Gunungkidul memiliki iklim yang cukup panas dan kering, dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Kain putih dapat melindungi makam dari sengatan matahari langsung, sehingga makam tidak mudah rusak atau lapuk.

Selain itu, kain putih juga dapat melindungi makam dari hujan. Meskipun curah hujan di Gunungkidul tidak terlalu tinggi, namun hujan yang turun biasanya cukup deras. Kain putih dapat mencegah air hujan masuk ke dalam makam dan membasahi jenazah. Dengan demikian, makam dapat terawat dengan baik dan jenazah tetap kering.

Penanda

Selain sebagai tanda penghormatan dan perlindungan, kain putih yang digunakan untuk menyeliputi makam di Gunungkidul juga berfungsi sebagai penanda bahwa makam tersebut masih dirawat oleh keluarga. Kain putih yang bersih dan rapi menunjukkan bahwa keluarga masih rutin mengunjungi dan membersihkan makam. Hal ini merupakan bentuk bakti dan kasih sayang keluarga kepada orang yang telah meninggal.

Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya merawat makam leluhur. Makam yang terawat dengan baik menunjukkan bahwa keluarga masih menghormati dan mengenang orang yang telah meninggal. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya bermanfaat secara praktis, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi.

Penyerap energi

Masyarakat Gunungkidul percaya bahwa kain putih yang digunakan untuk menyeliputi makam memiliki kekuatan menyerap energi negatif. Energi negatif ini dipercaya berasal dari lingkungan sekitar makam, seperti dari tanah atau dari roh-roh jahat. Kain putih dipercaya dapat menyerap energi negatif tersebut dan mencegahnya masuk ke dalam makam.

Dengan demikian, arwah orang yang meninggal dapat terhindar dari gangguan energi negatif dan lebih tenang. Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Gunungkidul tidak hanya peduli pada perawatan fisik makam, tetapi juga pada ketenangan arwah orang yang telah meninggal.